• Home
  • KAJIAN
  • Acara KMNU
  • Pengabdian
  • Pertanian
  • Opini
  • Buletin
    • Nahdlatul Qolam ed. 64
    • Nahdlatul Qolam Ed. 65
  • Tentang Kami
    • Sejarah KMNU IPB
    • Visi-Misi KMNU IPB
    • Rincian Tugas Pengurus
    • Makna Logo KMNU IPB
    • Artikel
    • Pengurus
      • PENGURUS 2017-2018 KABINET AR-ROUDHOH
      • 2011-2013
      • 2013-2014
      • 2014-2015
      • Pengurus 2015 Kabinet Asy’ariyah
      • Pengurus 2015-2016 Kabinet Syafi’iyyah
      • Pengurus 2016-2017 Kabinet Al-Ghozaliyyah
      • PENGURUS 2018-2019 Kabinet Darussalam
pencarian
Tel: (+065) 9584 884 844
Email: contact@yoursite.com
KMNU IPB Pusat kajian Aswaja KMNU IPB
  • Home
  • KAJIAN
  • Acara KMNU
  • Pengabdian
  • Pertanian
  • Opini
  • Buletin
    • Nahdlatul Qolam ed. 64
    • Nahdlatul Qolam Ed. 65
  • Tentang Kami
    • Sejarah KMNU IPB
    • Visi-Misi KMNU IPB
    • Rincian Tugas Pengurus
    • Makna Logo KMNU IPB
    • Artikel
    • Pengurus
      • PENGURUS 2017-2018 KABINET AR-ROUDHOH
      • 2011-2013
      • 2013-2014
      • 2014-2015
      • Pengurus 2015 Kabinet Asy’ariyah
      • Pengurus 2015-2016 Kabinet Syafi’iyyah
      • Pengurus 2016-2017 Kabinet Al-Ghozaliyyah
      • PENGURUS 2018-2019 Kabinet Darussalam
Beranda artikel

artikel

terbaru
  • terbaru
  • Kiriman menarik
  • Terpopuler
  • 7 hari populer
  • Dengan nilai peninjauan
  • Acak

Malu dan Takdim Terhadap Santri

admin - Oktober 21, 2020

Kearifan Lokal dalam Dunia Pertanian :  Cara Efektif Mengindonesiakan Indonesia Kembali di Tengah Revolusi Industri 4.0

Jadi saya akan membahas mengenai tema pertanian dalam arti luas namun dengan topik lebih spesifik tentang pranata mangsa: harmoni antara manusia dan alam. Pertama nanti mengenai dunia pertanian, kedua nelayan, ketiga tentang fenomena alam. Sehingga harmoni manusia dengan alam tidak hanya terjadi pada petani tapi juga terjadi pada nelayan serta leluhur-leluhur kita. Oiya bismillah ila akhirihi, tulisan ini lebih kepada ekosistem langit yang dibuat tanpa pondasi serta ajaran leluhur untuk senantiasa harmoni kepada alam semesta. Dari judul dulu ya gaes, itu diambil pas perjalanan menuju lamongan, fenomena sekumpulan awan yang membentuk wujud tertentu mungkin bagi botanis kejawen mempercayai ada makna tersirat didalamnnya.   Manusia dan alam memiliki ikatan yang saling membutuhkan. Pelestarian alam dan keseimbangannya perlu dijaga agar tercipta kehidupan yang lebih harmonis. Perilaku manusia yang kurang bertanggung jawab menjadi salah satu faktor terjadinya perubahan iklim. Iklim yang berubah memiliki pengaruh besar terhadap pengelolaan pertanian. Petani Jawa masih ada sebagian yang melestarikan kearifan lokal sebagai salah satu cara untuk menjaga keseimbangan alam. Kearifan lokal yang berkaitan dengan pertanian adalah penggunaan kalender pranata mangsa sebagai ketentuan untuk mengolah lahan pertanian (Harini et al. 2019). Pemahaman petani jawa untuk memanfaatkan fenomena alam sebagai pedoman berocok tanam dengan sistem pranatamongso merupakan salah satu bentuk kemampuan manusia memahami lingkungan yang melahirkan praktek pengelolaan lingkungan berbasis kearifan ekologi (Anariza 2016). Sebagaimana kalender tanam leluhur atau pranata mangsa. Pranata Mangsa berasal dari kata “pranata” yang berarti aturan dan “mangsa” berarti masa atau musim. Jadi pranata mangsa sejatinya memberi informasi tentang perubahan musim yang terjadi setiap tahunnya. Pranata Mangsa didasarkan atas peredaran matahari tanpa didukung oleh teori-teori pertanian modern dan alat-alat pertanian modern. Murni berdasarkan atas pengamatan yang teliti terhadap gejala perubahan yang terjadi pada lingkungan hidupnya1. Menurut wisnubroto (1995) pranata mangsa dapat dimanfaatkan sebagai pedoman berbagai kegiatan terutama dalam bidang bercocok tanam. Pembagian umurnya cukup teliti yang dapat disejajarkan dengan kalender Gregorian sampai batas tertentu sesuai dengan keadaan meteorology. Menurut Wisnubroto (1998) banyak petani di Jawa tengah dapat memprakirakan secara semikuantitatif permulaan musim hujan dan permulaan musim kemarau dan juga dapat menentukan waktu yang tepat untuk menanam padi supaya terhindar dari hama dan penyakit. Lihat? Bagaimana leluhur dulu melakukan observasi bahasa kerennya riset ratusan tahun sampai menghasilkan teorema pranata mangsa yg umumnya berlaku di jawa. Sebab daerah lain memiliki kearifan lokalmya masing-2. Lanjut lagi, sekali lagi kita dapat melihat bagaimana langit dikelola sedemikian rupa dengan ciri-2 nya sehingga menjadi titen dan disempurnakan terus menerus menjadi aturan musim di jawa. Langit bagi nelayan tentu menjadi kompas di malam hari juga menjadi titen atau penanda musim ikan tangkap beserta letak koordinatnya meskipun menggunakan feeling good lakasut namun terbukti top cerr selama ratusan tahun silam. Sebagaimana yang saya temui nelayan di natuna mereka masih menggunakan penanggalan namun berdasarkan bulan, di bulan ini musim ikan ini di sebelah sini. Kok keren sekali umatnya kanjeng nabi, bahkan sebelum teknologi gps ditemukan sudah ngambah samudra sak jabalekat.  Tentu kemunculan bentuk awan menyerupai wujud sesuai sudah menjadi hal yang tidak aneh lagi bagi kalangan botanis kejawen. Entah ini isyarat leluhur dalam mengemong anak turunnya di bumi pertiwi ini atau bagaimana yang jelas, tidak ada yang namanya kebetulan. Semua ada makna dan pesannya masing-2 tinggal kita mampu menangkap dan menterjemahkannya atau tidak. Sebagaimana awan caping di atas gunung ternyata telah terbukti bahwa kemunculan awan seperti itu menurut ilmu sains berguna untuk meredam gempa yang terjadi.  Memang, landasan keilmuan serta kesadaran dalam rangka mencari tujuan kehidupan alias menuju rohmat tuhan tentu mendapatkan dampak yang berganda. Pertama sadar bahwa ini memang kuasa tuhan dan kedua semakin yakin karena ilmunya mengantarkan ia kepada pengagungan tuhan semesta. Sungguh beruntung, botanis kejawen itu, agama, sains, dan kejawen diramu menjadi sebuah penghambaan total kepada tuhan. Ajaran budi luhur sebagaimana tugas kenabian untuk menyempurnakan akhlak umat ini tentu sangat korelatif juga dengan alam.  Menyambung kembali mengenai akhlak  bahwa akhlak di sini tidak hanya kepada manusia tapi juga ke seluruh makhluknya apalagi yang berada di bumi nusantara ini. Satu dari tak kira hitungan yang menjadi contoh kekuasaan tuhan. Namun, tuhan justru menghendaki dan menunjukkan sifat kasih sayangnya daripada sifat kuasanya dan kekuataannya. Sebagaimana tuhan mengajarkan kita untuk memulai segala sesuatu yang baik dengan bacaan bismillahirrohmanirrohim. Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang (ajaran maiyah). Maka dari itu, berkasih sayanglah kamu sekalian kepada seluruh makhluk tuhan. Saling bekerja sama dalam kebaikan. Berharmoni dalam kehidupan. Tentu jika hal tersebut sudah terjadi. Tanda dunia tidak akan lama lagi Wallahu a’lam  Daftar Referensi https://8villages.com/full/petani/article/id/5a9fc1f1dc2ada6b3fb971c0. (29 Mei 2020) Anazifa RD. 2016. Pemanfaatan sains tradisional jawa sistem pranatamangsa melalui kajian etnosains sebagai bahan ajar biologi. Pros Demnas Pend IPA Pascasarjana UGM vol 1. Harini S, Sumarmi, Wicaksono AG. 2019. Manfaat penggunaan pranata mangsa bagi petani Desa Mojoreno Kabupaten Wonogiri. Jurnal Inada 2(1):82-97. Wisnubroto S. 1995. Pengenalan waktu tradisional menurut jabaran meteorology dan pemanfaatannya. Jurnal agromet 11(1):15-22. Wisnubroto S. 1998. Sumbangan pegenalan waktu tradisional Pranata Mangsa pada pengelolaan hama terpadu. Jurnal perlindungan tanaman Indonesia 4(1):46-50.

Langit di Ufuk Barat : Harmoni Manusia dengan Alam

Wanatani Lestari Mencegah Timbulnya Pandemi

Foto oleh Sharon McCutcheon dari Pexels

Kesejahteraan Hewan dalam Islam

Foto oleh Gustavo Fring dari Pexels

RAPID TEST COVID-19, EFEKTIFKAH?

admin - Mei 16, 2020
0

Benarkah Minum Teh setelah Makan?

admin - Mei 15, 2020
0
Salat tarawih di masjid

Cara Tarawih #dirumahaja

admin - Mei 14, 2020
0
Salat tarawih di masjid

Shalat Jama’ah Online, Bolehkah?

admin - Mei 13, 2020
0
#dirumahaja merupakan opsi terbaik untuk menghadapi wabah covid-19. Selain menjaga diri sendiri yang terpenting adalah menjaga orang lain agar tidak tertulari virus yang mungkin kita bawa. Nah, selama di rumah hal apa saja yang bisa kita lakukan? Bekerja dari Rumah (WFH) Perlu diingat bahwa work from home ini tidak bisa dilakukan semua orang meskipun menjaga diri dan orang lain adalah kewajiban setiap umat. Hal ini dikarenakan tidak semua orang bekerja di tempat yang memperbolehkan pekerjanya bekerja dari rumah. Nah untuk pekerjaannya harus keluar rumah tetap waspada ya. Selain hati, ada kesehatan juga yang harus dijaga. Belajar dan Ujian dari Rumah #dirumahaja bukan berarti libur corona ya gaes. Kampus tidak meliburkan mahasiswanya, namun mengganti metode belajar menjadi daring. UKT yang sudah dibayar jangan sampai disia-siakan dengan malas-malasan. Mengirim Artikel ke Redaksi KMNU IPB Berkarya tidak harus dengan menulis artikel lalu mengirimkannya ke redaksi KMNU IPB, tetapi ini adalah opsi. Kamu juga bisa berkarya sesuai hobimu, bisa dengan buat desain-desain, gambar, video, atau yang lainnya sesuai hobimu. Menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pola hidup bersih dan sehat dapat diterapkan dengan cara-cara sederhana dan dimulai dari lingkungan rumah anda seperti mencuci tangan, menjaga kebersihat toilet, menjaga kebersihat mulut, dan menjaga kebersihan badan. Menonton Video di YouTube Daripada gabut ­­ra jelas, mending kita isi waktu kita dengan menonton video-video yang bermanfaat di YouTube. Rekomendasinya untuk yang suka sesuatu yang berbau sosial-kreatif kalian bisa buka kanal Froyonion dan cretivox. Untuk yang suka podcast bisa mampir ke kanal Youtube-nya Deddy Corbuzier dan Raditya Dika. Jika kamu menyukai hal yang berbau klenik tapi mengandung unsur sejarah silahkan ke Kisah Tanah Jawa. Terakhir jika kamu tidak mempunyai kuota internet silahkan membeli terlebih dahulu, jangan sampai kamu membuka dan menunggu video berputar sampek tuwek tetapi tidak mempunyai paket internet. Karena sesungguhnya anda telah melakukan sesuatu yang tidak berguna. Membaca Qur’an Qur’an merupakan obat hati dari Allah SWT yang sangat ampuh menyembuhkan penyakit hati. Karena selain jasadmu yang harus sehat, hatimu juga harus sehat. Apalagi untuk para jomblo, hati itu ibarat rumah. Jika rumahmu kotor dan rusak siapa yang akan mau menetap, begitupun dengan hati. Membaca Buku Membaca adalah hal penting dalam kehidupan manusia untuk menambah pengetahuan dan mendapatkan informasi. Buku sebagai jendela dunia pasti sudah tidak asing lagi, karena dengan buku, pembaca seakan dapat menikmati pengalaman di dunia lain, di dunia yang ia tak pernah pijakan kakinya tetapi dapat ia rasakan dan pikirkan, dan, tentu saja dapat diambil manfaatnya. Namun buku juga dapat menjadi pulau-pulau jika dipakai untuk bantalan. Sesuaikan dengan Kebutuhan Kamu Setiap orang tentunya mempunyai aktifitas dan kebutuhan yang berbeda-beda. Jadi tetaplah melakukan kegiatan makan, minum, mandi, dan rebahan di rumah masing-masing. Selalu Memberi Kabar Kepada Keluarga              Kominfo/MA

Hal yang Bisa Dilakukan Ketika #dirumahaja

admin - Maret 26, 2020
0
Corona virus (virus corona) mampu bertahan di udara hingga 3 jam, di atas tembaga bertahan 4 jam, dan di atas kardus selama 24 jam.

Mengenal Karakteristik Corona virus

admin - Maret 22, 2020
0
Hari Hutan Internasional diperingati pada 21 Maret setiap tahunnya. Penetapan ini berdasarkan pada hasil Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Resolusi Nomor 67/200 Tahun 2012. Tujuan ditetapkannya Hari Hutan Internasional adalah untuk meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya keberadaan semua jenis hutan dan pohon di luar hutan. Berdasarkan UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Jika kita berbicara tentang hutan, maka kita tidak hanya membicarakan tentang kawasannya saja, tetapi meliputi seluruh komponen yang menjadi penyusun ekosistem hutan tersebut seperti tumbuhan, satwa, dan seluruh keanekaragaman hayati yang ada di dalam hutan. Di Indonesia, luasan hutan berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sekitar 125,9 juta hektare (ha) atau seluas 63,7% dari luasan Indonesia. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, meliputi keanekaragaman hayati flora maupun fauna yang ada. Hutan Indonesia ditumbuhi 11% spesies tumbuhan, 12% mamalia, 15% herpetofauna, serta 17% burung dari total populasi dunia. Hal tersebut merupakan modal dasar bagi bangsa Indonesia untuk dapat mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS) di bidang hutan tropika. Hutan-hutan tersebut juga memberikan banyak produk seperti kayu, buah, sayuran, kacang-kacangan, rempah-rempah, obat-obatan, minyak atsiri, pakan ternak, tumbuhan pewarna, pestisida, dan lain-lain. Keanekaragaman hayati yang ada di dalam hutan tersebut merupakan sarana untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia. Dalam ilmu etnobiologi, masyarakat di Indonesia telah lama berinteraksi dengan ekosistem hutan, sehingga muncul pengetahuan lokal tentang pemanfaatan keanekaragaman hayati yang ada di dalam hutan berdasarkan pengalaman masyarakat selama puluhan bahkan ratusan tahun serta melalui proses seleksi dan adaptasi. Pengetahuan lokal (tradisional) masyarakat tersebut harus dijadikan sebagai soko guru (modal dasar) dalam pengembangan industri dan perekonomian negara, khususnya di bidang pangan dan obat. Menurut Hidayat et al. (2010) sesungguhnya lebih dari 6000 spesies tumbuhan dan hewan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Hutan Indonesia telah menyediakan pangan dan obat yang dapat dijadikan sebagai komoditas unggulan pada masing-masing lokasi yang khas dan spesifik. Berdasarkan data penelitian yang dilakukan oleh Hidayat et al. (2010), terdapat lebih dari 100 spesies tumbuhan biji-bijian, sagu, dan umbi-umbian penghasil tepung dan gula, lebih dari 100 spesies tumbuhan kacang-kacangan sebagai penghasil protein dan lemak, 450 spesies tumbuhan buah-buahan sebagai sumber vitamin dan mineral, lebih dari 250 spesies tumbuhan sayur-sayuran sebagai sumber vitamin dan mineral, 70 spesies tumbuhan bumbu dan rempah-rempah, serta 40 spesies tumbuhan bahan minuman. Seluruh potensi keanekaragaman hayati hutan Indonesia tersebut sudah sepatutnya kita manfaatkan untuk mendukung perbaikan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Kekayaan hutan Indonesia harus dikelola dan dimanfaatkan secara adil dan lestari guna mendukung pembangunan berkelanjutan. Sudah sepatutnya kita fokus pada pengembangan potensi lokal hutan Indonesia yang sangat kaya dan beragam, dimana pada setiap tempat memiliki kekhasan masing-masing yang barangkali satu tempat berbeda dengan tempat yang lainnya. Hutan dan keanekaragaman hayati merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, jika hutan lestari maka keanekaragaman hayati akan tetap terjaga. Pada momen Hari Hutan Internasional ini mari kita berpikir untuk mengembangkan potensi hutan Indonesia dengan tetap menjaga kelestariannya. Bukan hutan rusak yang kita takutkan; tetapi moral, akhlak, dan iman rusak itulah yang kita takutkan (Prof. Dr. Ir. Ervizal AM Zuhud, MS)

Hari Hutan Internasional: Hutan dan Keanekaragaman Hayati

admin - Maret 21, 2020
0
12Halaman 1 dari 2

Sosial Media KMNU IPB

2,609FansSuka
11,000PengikutMengikuti
2,333PengikutMengikuti
10,000PelangganBerlangganan

Kategori

  • KAJIAN144
  • KMNU IPB131
  • Press release78
  • Opini75
  • Renungan63

Pos-pos Terbaru

  • Malu dan Takdim Terhadap Santri
  • Juvenile Deliquency dan Penanganannya melalui Peer Konseling
  • Tetap Hidup dengan Tumpang Pitu
  • Kearifan Lokal dalam Dunia Pertanian :  Cara Efektif Mengindonesiakan Indonesia Kembali di Tengah Revolusi Industri 4.0
  • Keringat Juang
  • Struktur Sosial Perempuan Nelayan dalam Perspektif Sains dan Agama  
  • Langit di Ufuk Barat : Harmoni Manusia dengan Alam
  • Obat Herbal Belum Tentu Tanpa Efek Samping
  • Ngaji Serat Kalatidha (1)
  • NU Normal, New Normal Ala NU